5 jenis latihan mengerikan anggota khusus TNI yang bikin merinding
1. Berenang di kedalaman laut dengan beban puluhan kilogram
Setelah mampu melepaskan diri dan berenang ke daratan dengan beban yang dibawanya, prajurit harus dapat bertahan hidup dengan meninggalkan semua persenjataan di pinggir pantai. Mereka hanya berbekal satu pisau komando saja untuk menuju ke tengah hutan dan berada di sana seorang diri selama beberapa hari. Banyak yang menganggapnya mustahil dilakukan, namun banyak juga mengatakan bahwa memang latihan anggota elit Kopaska TNI AL sedemikian beratnya.
2. Mode penjelajahan dan survival
Dalam simulasi ini, tembakan yang diberikan menggunakan peluru asli, karet dan hampa. Bahkan ketika tertangkap lagi, maka prajurit akan kembali dimasukkan ke dalam sel tahanan, diinterogasi sampai disiksa. Tentunya, dibutuhkan mental dan fisik yang benar-benar kuat untuk menjalani sesi satu ini.
3. Merangkak dengan diberondong tembakan menggunakan peluru asli
Tidak tanggung-tanggung, banyak tembakan yang dilepaskan dengan menggunakan
senjata semi otomatis AK-47 buatan Soviet untuk menguji mental dan kesiapan para
prajurit elit Paskhas ini. Bahkan video tersebut menjadi viral dan ditonton
sekaligus diulas berbagai pihak di seluruh dunia. Banyak orang yang menganggap
bahwa metode latihan tersebut sangat tidak manusiawi. Namun justru hal inilah
yang membuat para prajurit elit Paskhas memiliki ketangguhan dari sisi mental
dan fisik dibandingkan dengan tentara-tentara dari negara lain.
4. Pelatihan survival dan uji daya tempuh
Setelah tahap latihan hutan gunung tersebut, masih ada yang harus dilakukan
yaitu melakukanlong march dari Situ Lembang ke Cilacap. Long march ini dilakukan
dengan membawa amunisi lengkap, senjata dan banyak benda yang tentunya memiliki
berat berkilo-kilo. Tidak hanya itu saja, ada model latihan yang harus dilakukan
dengan berenang menyeberangi selat dari Cilacap menuju Nusakambangan.
Edan!
5. Latihan ketahanan fisik dan mental
Selain ditenggelamkan di tengah laut ganas di sekitar Banyuwangi dengan tangan dan kaki terikat, prajurit juga harus mampu bertahan hidup di tengah hutan (Alas Purwo) dengan bekal hanya garam saja.Tidak ada persenjataan, makanan atau air minum yang dibawa karena para prajurit harus mampu bertahan hidup dengan memanfaatkan segala hal yang disediakan alam. Selain itu, prajurit juga harus memiliki IQ yang tinggi, secara personal harus menguasai teknik strategi individu.
Hanya itu saja? Tentu saja tidak, para prajurit ini juga harus dapat terjun, baik di waktu siang ataupun malam tanpa peralatan deteksi sinar inframerah dan wajib tepat di titik yang diwajibkan. Selain itu, untuk ketahanan menyelam, para prajurit wajib piawai menggunakan kompas dan menghitung derajat daerah sasaran. Setelah semua dapat dilakukan, tahap selanjutnya adalah melakukan long march dari daerah Banyuwangi menuju Surabaya dengan jalan kaki dan bobot yang harus dibawa mencapai puluhan kilogram.
Tidak jarang dari para prajurit yang ingin melakukan latihan untuk mendapatkan baret khusus atau masuk dalam jajaran pasukan elit harus menerima pukulan, luka, sampai dengan kekerasan fisik lainnya. Mereka diharapkan mampu bertahan dari segala macam ancaman atau kondisi apapun. Jika tidak, maka akan dikembalikan ke divisinya semula atau dianggap gaga
Artikel oleh boombastis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar